Kabarpendidikan.id Kehadiran perguruan tinggi asing di Indonesia akan merugikan perguruan tinggi swasta (PTS) lokal, terutama PTS-PTS kecil. Hal itulah yang disampaikan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) yang menyoroti wacana pembukaan perguruan tinggi Monash University di Indonesia 2021 mendatang.
Ketua Umum APTISI, Budi Djatmiko mengatakan, kehadiran
perguruan tinggi asing di dalam negeri akan menurunkan minat calon mahasiswa
untuk berkuliah di PTS, terutama PTS kecil, menjadi menurun.
“Ini lonceng kematian bagi PTS kecil, karena terjadi
pergeseran pasar, mahasiswa PTS besar ‘dimakan’ Monash University, lalu PTS
tersebut akan ‘memangsa’ mahasiswa dari PTS yang lebih kecil, dan seterusnya,”
kata Budi saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (4/12).
Seperti diketahui, Monash University melalui Yayasan Monash
University Indonesia akan membuka pusat pembelajaran di gedung GOP 9 kawasan
BSD Green Office Park BSD City. Ekspansinya ke Indonesia merupakan ekspansi
lanjutan Monash University setelah sebelumnya membuka kampus di Malaysia,
Tiongkok, dan India.
Dilain sisi jika tidak ada kendala berarti, Monash
University Indonesia akan mulai beroperasi pada Oktober 2021. Monash akan
berfokus pada pendidikan tingkat Magister (S2) untuk bidang studi Data Science,
Urban Design, Business Innovation dan Public Policy & Management.
Budi menilai, perguruan tinggi lokal yang ada pada saat ini
masih belum mendapatkan pembinaan yang cukup untuk bersaing dengan perguruan
tinggi asing. Budi juga menegaskan,
sikap kontranya bukan berarti sejatinya pihaknya tidak memiliki sikap anti
asing.
“Binalah dulu PTS (lokal) dengan benar, selanjutnya baru
kasih kesempatan untuk ‘cari sparing partner’ dan baru masuk babak kompetisi
dengan perguruan tinggi asing, jangan langsung
(PTS lokal) langsung disuruh berantem tapi belum dilatih,” pungkas Budi.