Kabarpendidikan.id Presiden Joko Widodo mengabarkan bahwa sebanyak 1,2 juta vaksin Covid-19 Sinovac asal pabrikan Tiongkok telah tiba di Indonesia pada Minggu malam 6 Desember 2020 lalu. Hadirnya vaksin tersebut ke tanah air mendapat respons positif dari berbagai pihak, termasuk diantaranya hadir dari sektor pendidikan.
Koordinator Nasional Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru
(P2G) Satriwan Salim menyambut baik kabar tersebut. Menurutnya hadirnya vaksin ini merupakan kabar
baik bagi dunia pendidikan khususnya dalam memyambut kebijakan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan dimana yang hendak melaksanakan pembelajaran tatap
muka (PTM) pada Januari 2021 mendatang.
’’Kedatangan vaksin Sinovac ini menjadi kabar baik,
setidaknya menjawab kekhawatiran guru dan orang tua siswa selama ini,” jelasnya
ketika di wawancarai oada Selasa 8 Desember 2020.
Dengan begitu menurutnya, kekhawatiran akan efek samping
penggunaan vaksin perlu mendapatkan pengkajian khusus terkait dengan efektivitas
vaksin tersebut sebelum pada akhirnya vaksin tersebut divaksinkan kepada
masyarakat secara masif. Dengan upaya ini menurutnya dampak yang bisa saja
hadir dapat semakin diminimalisir.
’’Kami para guru meminta agar semua tahapan uji coba vaksin
ini mesti dipenuhi terlebih dulu. Sebab belum terbukti keamanan termasuk status
halalnya baik dari BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) maupun MUI (Majelis
Ulama Indonesia),’’ jelasnya.
Disisi lain saat ini vaksin tersebut juga masih menunggu
Izin Penggunaan Darurat dari BPOM dan kehalalan dari MUI. Sebelum pelaksanaan
vaksinasi secara massal, pemerintah harus memastikan bahwa vaksin Covid-19
tersebut benar-benar aman dan efektif, dengan efek samping seminimal mungkin
tanpa menimbulkan dampak serius.
Selain itu untuk meniadakan praktek transaksi jual-beli
vaksin Covid-19, Satriawanmenghimbau agar proses vaksinasi dikelola oleh negara
dengan tidak melibatkan pihak swasta.
’’Distribusi vaksin dikelola oleh negara, vaksinnya hendaknya
gratis, tidak diperjuapbelikan, khususnya bagi para guru dan tenaga
kependidikan sebagai garda terdepan pendidikan nasional,’’ tambah dia. (LBM)