“Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan
adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh“
-Abu Zakariya Al- Anbari
Kabarpendidikan.id Masalah-masalah yang muncul
dimasyarakat seperti kasus kriminal, nepotisme, kolusi dan korupsi
yang merupakan tindakan memalukan harusnya menjadi akibat dari kelakuan orang
yang tidak terdidik. Namun Hal tersebut masih sering terjadi di tengah tingginya pendidikan warga Negara Indonesia.
Hal tersebut terjadi karena Orang Pintar Belum Tentu Terdidik. Menyandang gelar panjang seperti
Doctor Atau Profesor, belum mampu mengubah kelakuan seseorang. Memang di
Indonesia sekolah tinggi banyak yang berhasil
mencetak orang-orang pintar,
namun tidak terdidik. Mengapa demikian? Lihatlah isi
jeruji besi VVIP masih banyak penjahat yang bergelar Sarjana bahkan Profesor
mendekam disana.
Memang tidak semua pendidikan formal di Indonesia hanya
mengajarkan Ilmu pengetahuan dan teknologi
yang membuat orang semakin pintar,
pasti ada pendidikan formal yang mengajarkan budi perkerti. Namun, sejauh apapun
kita mengajarkan budi pekerti kepada
seseorang jika seseorang itu tidak memiliki
niat untuk mengubah
dirinya menjadi pemilik
budi pekerti yang baik, semua itu hanya sia-sia.
Mungkin hanya di Indonesia mantan narapidana korupsi masih
bisa menjadi pemimpin sebuah instansi. Seharusnya hal ini memalukan
bagi semua pihak,
sedangkan masih banyak orang
terdidik di luar sana tapi tidak dipilih.
Kita mungkin bisa merevisi sistem
pendidikan formal untuk menjadi solusi,
sejauh ini kita selalu mementingkan hasil, tidak menenggok proses apa yang terjadi. Identitas Mahasiswa sebuah
perguruan tinggi ternama diagung-agungkan, padahal kita tidak tahu proses apa
yang terjadi sebelumnya, jika kita mementingkan proses tidak hanya hasil, ini
akan mencetak orang-orang terdidik.
Bagi orang-orang
yang sudah terbiasa di didik dengan melihat hasil saja memang tidak akan memperdulikan
bagaimana cara atau proses mendapatkannya. Tidak peduli cara yang ditempuh
benar atau tidak yang penting hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.
Mungkin di situlah letak kesalahan sistem di negeri ini,
yang membiarkan anak didiknya menggunakan segala cara untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Harusnya cara yang ditempuh
juga masuk dalam penilaian apakah caranya benar atau salah. Jika kita mementingkan proses
maka akan lahir orang-orang pintar yang terdidik bukan orang pintar yang
sok pintar.
Semua pihak harus berjuang dalam mewujudkan Indonesia
bersih dari korupsi melalui bidang pendidikan. Orang tua dirumah juga harusnya
berusaha menciptakan calon orang terdidik bukan hanya pintar.
Roza Auliya Yahya/Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris
FKIP Uhamka