Kabarpendidikan.id Sejauh ini upaya pemerintah dalam memberikan subsidi-subsidi kuota internet dinilai bermanfaat dalam membantu proses belajar mengajar selama masa pandemi ini.
Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) dalam survey mengenai subsidi kuota internet bagi warga pendidikan mengungkapkan bahwa 80,5 persen responden menginginkan program bantuan kuota internet dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus berlanjut pada 2021.
Guna menindaklanjuti hasil survei yang dilakukan pada Oktober lalu, A diSI kemudian menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan mengangkat tema: Outlook Pendidikan 2021: Membangun Ekosistem Pembelajaran Daring & Pentingnya Internet Sehat.
Direktur Eksekutif ASI Ali Rif’an, menyatakan bahwa dimasa pembelajaran daring ini pembelajaran berbasis tekhnologi memilki prospek yang panjang, terutama dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 dan gelombang teknologi digital yang makin canggih, prospek itu semakin dirasa nyata oleh warga pendidikan.
“Apalagi menurut survei kami, aspirasi publik ingin program kuota internet gratis perlu dilanjutkan di tahun 2021,” ujar Ali Rif’an, dalam keterangannya, Kamis (17/12).
Ali menyatakan bahwa dalam menyoroti ekosistem pembelajaran daring dan pentingnya internet sehat, dirinya merasa perlu adanya diskusi khusus tentang outlook pendidikan 2021, di penghujung 2020 ini.
Sementara itu, Plt Kepala Pusdatin Kemendikbud RI Hasan Chabibie mengatakan, teknologi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan saat ini dan di masa mendatang.
Maka dari itu dirinya menyatakan bahwa bantuan kouta internet gratis dirasa sangat penting, sebagai upaya menjaga asa dan spirit pendidikan nasional.
“Teknologi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan sekarang dan di masa mendatang. Bantuan kuota internet bentuk negara hadir, dan upaya menjaga asa dunia pendidikan kita di tengah pandemi,” kata M. Hasan Chabibie.
Dilain hal dalam konteks membangun ekosistem pembelajaran daring, Peneliti Utama Bidang Pendidikan Arus Survei Indonesia Budy Sugandi mengatakan, kolaborasi antara pihak pemerintah dan swasta menjadi prasyarat penting.
Budy juga menyebut, perlu ada edukasi berkesinambungan, seperti tidak melakukan ujaran kebencian dalam pemakaian internet.
“Kampanye yang menyeluruh ke seluruh komponen untuk menggunakan internet sehat perlu secara gencar dilakukan,” pungkas Budy. (LBM)