Jakarta.- Dalam kegiatan Uhamka Awards yang diselenggarakan pada
Sabtu, 14 November 2020, terdapat suatu kejadian yang menarik dan mengharukan
siapa saja yang hadir di acara tersebut.
Nuryadi Wijiharjono yang telah mengabdikan jiwa dan pemikirannya
dalam mencerdaskan bangsa bersama Uhamka selama 30
tahun lebih menjadi
bagian Uhamka, memulai pengabdian sebagai cleaning service, karyawan, dan hingga akhirnya menjadi dosen yang diberikan penghargaan berupa Emas dan uang tunai sebagai bentuk ucapan
terima kasih atas dedikasinya yang luar biasa untuk Uhamka.
Karirnnya di Uhamka begitu luar biasa, ia
memulai hidup merantau dari Yogyakarta ke Jakarta menjadi tukang becak, buruh
masak, hingga pada akhirnya ia diminta untuk membesarkan kampus IKIP
Muhammadiyah (red:saat ini Uhamka) menjadi karyawan perpustakaan. Karena kegigihan dan keuletan Nuryadi, Uhamka menyekolahkan ia ke strata 2 yang akhirnya membawanya menjadi
dosen dan puncak karir menjadi Dekan FEB Uhamka.
Dalam kesan dan pesan dirinya menyampaikan “betapa
berlikunya jalan yang pernah di tempuh untuk bisa berada dalam posisi saat ini.
awal
karir saya di Uhamka dari profesi cleaning service, kemudian menjadi karyawan, dosen sampai saat ini,”
ujarnya.
Rasa syukur sampai saat ini masih diberi kesempatan untuk hidup dan mengabdi bagi
Uhamka dan Muhammdiyah, tambahnya.
Dirinya menyatakan rasa bangga melihat Uhamka
yang sekarang telah berkembang pesat bila dibandingkan dengan saat pertama kali
ia menapakan kakinya ke kampus yang saat ini telah memiliki lebih dari 30.000
mahasiswa.
Dirinya menyampaikan harapan dan nasihat “agar seluruh generasi muda yang menimba ilmu di Uhamka dalam berbagai disiplin keilmuan agar belajar dengan giat dan memiliki cita-cita untuk bisa meneruskan jenjang pendidikan lanjutannya di Perguruan Tinggi ternama yang ada di seluruh dunia, karena menurutnya sebaik-baik seorang kader Muhammadiyah ialah kader yang berprestasi dalam banyak disiplin bidang keilmuan namun setelah ia berhasil ia tak lupa untuk pulang dan berkontribusi nyata bagi perkembangan Muhammadiyah,” imbuhnya.
Terakhir ia bersujud syukur dan berujar bahwa
dirinya pernah menjadi tukang becak, buruh masak, cleaning service, dan
tanpa disadari air matanya mengalir dari kedua matanya, sujud syukur pun ia
lakukan sebagai bentuk rasa syukur yang tak terhingga sambil berteriak dengan
penuh semangat mengutarakan terima kasih kepada Rektor Uhamka Prof. Gunawan Suryoputro para pimpinan
lainnya yang telah menyelenggarakan acara ini. Sungguh ini suatu keistimewaan
dan tidak bisa dilupakan. Ujarnya. (LMB)