Kabarpendidikan.id
Pandemi
Covid-19 tentunya telah menimbulkan kekhawatiran terhadap bebagai sektor penting dalam tatanan
kehidupan masyarakat. Kekhawatiran tersebut tentu
dirasakan oleh seluruh
elemen pemerintah dan masyarakat tak
terkecuali bagi keberlangsungan aktivitas pendidikan. Masalah
finansial yang kerap terjadi akibat dampak dari pandemi ini tentunya juga
berakibat pada banyaknya keterhambat
dalam pelaksanakan kegiatan di sekolah.
Syarief Hasan Wakil
Ketua MPR dalam acara Temu Nasional di Pondok Pesantren Roudhotul Muta’allimin
Cianjur Jawa Barat mengemukakan keinginannya agar anak-anak Indonesia
mendapatkan prioritas pendidikan. Pendikan sendiri sudah menjadi kewajiban bagi
pemerintah sebab kewajiban
tersebut
tertuang dalam undang-undang
bahwa setiap warga negara wajib memperoleh pendidikan.
“Ada banyak santri yang
ingin melanjutkan pendidikan tinggi namun terkendala dengan biaya, adapula yang
sudah menempuh pendidikan tinggi namun tidak sampai tamat dengan masalah yang
sama. Tentu sangat memperihatinkan, generasi muda yang sedang semangat untuk
maju malah tersandung masalah” ujarnya (21/10).
Menurutnya, negara
memang sudah banyak menyediakan berbagai program beasiswa pendidikan. Hanya
saja melihat dari luasnya daerah di Indonesia, tentu
masih belum menjangkau keseluruh masyarakat yang membutuhkan.
“Kendala terbesar
banyak pada lembaga swasta, ini menjadi catatan bagi pemerintah agar
menyelesaikan permasalahan ini segera memperhatikan kondisi lembaga pendidikan
swasta dan terus disempurnakan agar program beasiswa bisa diberikan sesuai dan
tepat sasaran” kata Syarief.
Syarief pun mengajak
seluruh elemen masyarakat untuk dapat membantu generasi muda bangsa agar
potensi yang dimiliki tidak terhalang oleh kemiskinan. Sebagai aset negara
dimasa depan tentunya harus saling
bahu
membahu agar mendapat hasil
yang maksimal
dan menjadi agen perubahan bagi
Indonesia
kelak. Sesuai dengan kapasitas dan kewenangannya ia sebagai pimpinan MPR terus
berupaya mendorong pemerintah agar dapat menyikapi hal ini dengan
sungguh-sungguh. (HLM)