Kabarpendidikan.id Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Komarudin mengatakan, UNJ terus mendorong peningkatan jumlah publikasi ilmiah internasional di jurnal terindeks Scopus. Pasalnya, UNJ memiliki target untuk menjadi kampus bereputasi tingkat Asia.
“Kami berkomitmen meningkatkan kualitas menuju reputasi di Asia. Saat ini, sejumlah capaian ilmiah terus meningkat seperti publikasi internasional terindeks Scopus di lingkungan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan atau LPTK yang telah mencapai 1.500 artikel,” ujar Komarudin dalam acara media gathering dengan Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan (Fortadik) di kampus UNJ Jakarta, Kamis (22/10/2020).
Menurut Komarudin dengan capaian 1.500 artikel Scopus per 4 Oktober 2020, UNJ menduduki peringkat empat pada klaster perguruan tinggi LPTK. Di peringkat pertama terdapat Universitas Negeri Malang (UNM) dengan 2.542 artikel. Di peringkat kedua terdapat Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan 1.902 artikel. Sementara di peringkat ketiga terdapat Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan 1.563 artikel.
Komarudin juga menuturkan, capaian UNJ lainnya adalah perolehan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sebanyak 1.733 dari Science and Technology Index (SINTA) Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Capaian HKI dari SINTA Kemristek BRIN ini menempatkan UNJ pada peringkat keempat nasional di bawah Universitas Indonesia (UI) sebanyak 3.122 HKI, Universitas Brawijaya (UB) 2.612 HKI, dan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebanyak 2.593 HKI.
Selain itu, dari sisi klasterisasi perguruan tinggi pada 2020 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), UNJ menempati posisi 20 setelah tahun sebelumnya menempati posisi 59.
Komarudin menuturkan, saat ini UNJ tengah mengajukan akreditasi perguruan tinggi dari B menjadi A. Sampai saat ini, posisi akreditasi UNJ masih B atau baik sekali dengan target untuk menjadi A atau unggul. Peningkatan akreditasi diperlukan untuk menjamin mahasiswa maupun para lulusan serta program-program UNJ ke depan.
Saat ini berkas persyaratan akreditasi UNJ sudah diajukan kepada BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, red) dan tinggal menanti proses asesmen lapangan.
“Kami berharap dalam waktu dekat, akreditasi kami kembali jadi yang terbaik atau unggul,” ujarnya.
Sayangnya, prestasi tersebut sempat dinodai dengan isu adanya isu plagiarisme yang terjadi pada 2015 oleh temuan tim Evaluasi Kinerja Akademik (EKA) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) sehingga akreditasi UNJ masih berada pada akreditasi B.
“Ini akibat pada 2015 terjadi kekeliruan tata kelola yang kini kami perbaiki. Kami akan ikuti aturan pemerintah atau Kemdikbud yang berlaku memasukan kembali proses perbaikan akreditasi yang sesuai standar bahkan dapat melampaui standar,” paparnya.
Komarudin juga menuturkan, pihaknya juga tengah meningkatkan status UNJ dari Badan Layanan Umum (BLU) menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH). Ia mengklaim kapasitas yang dimiliki UNJ saat ini telah mampu memenuhi persyaratan menjadi PTN-BH. Salah satunya adalah pendapatan nonpendidikan sebesar Rp 100 miliar.
“Jadi kami optimistis UNJ bisa segera menjadi PTN-BH. Memang kendalanya kesiapan sumber daya manusia kita untuk menyadari ruh dari PTN-BH. Kalau tata kelola sudah siap,” pungkasnya. (ABL)