Kabarpendidikan.id- Uhamka berhasil memenangkan perlombaan (Program Holistik Pembinaan Dan Pemberdayaan Desa) PHP2D yang diselenggarakan oleh KEMENDIKBUD, sekaligus UHAMKA mendapatkan pendanaan untuk melaksanakan program kegiatan pemberdayaan ini dari KEMENDIKBUD. kegiatan tersebut juga sebagai wujud aplikatif dari program merdeka belajar yang dicanangkan oleh kemendikbud di era kepemimpinan Nadiem Makariem, sekaligus kegiatan PHP2D ini merupakan pengejewantahan dari nilai-nilai luhur Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Selain menyandang predikat kampus islam terbaik di Jakarta, Uhamka juga merupakan kampus yang sangat menjunjung tinggi salah satu dari nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Fakta dilapangan tak kurang disetiap tahunnya Uhamka selalu berhasil melakukan pemberdayaan di desa-desa yang membutuhkan peran aktif kaum akademisi dalam menuntaskan permasalahan yang ada didesa desa tersebut, tak kurang juga Uhamka setiap tahunnya selalu menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dibuktikan dengan banyaknya lembaga mahasiswa dan mahasiswa aktif terlibat dalam berbagai hal yang melibatkan usaha untuk membangun kualitas Sumber Daya Manusia yang prima, baik di desa-desa maupun diwilayah dengan tingkat pengembangan SDM dalam kategori tertinggal.
Dalam kegiatan yang diikuti oleh sekitar 4000 peserta yang mewakili lebih dari 600 Universitas lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia, UHAMKA terpilih menjadi salah satu diantara 200 pemenang yang mewakili setiap masing masing universitas yang tersebar diseluruh indonesia.
Pada perlombaan ini UHAMKA mengangkat tema besar yaitu pemberdayaan masyarakat PMKS berbasis Sosio Preneur Ship, dengan fokus utama pada SAHAM atau sentra pengolahan sampah, yang mana sampah selalu menjadi momok permasalahan lingkungan di daerah DKI Jakarta. Hal yang menjadi konsentrasi pemberdayaan ialah mengolah sampah untuk dikonversikan menjadi bahan bakar B3 dan juga untuk dikonversikan menjadi produk yang bernilai jual lebih seperti paving block dan casing HP.
Perwakilan kelompok Farhan Gusfi Pratama selaku manager program memaparkan bahwa pemerintah secara tak langsung mendukung upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa yang perduli terhadap permasalahan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat.
“menurut saya program ini sangat bagus, secara tidak langsung pemerintah mensupport untuk adanya upaya memberdayakan masyarakat, sekaligus pemerintah turut membantu untuk memperjuangkan daerah tersebut agarlebih berkembang dari segi perekonomian dan pendidikan.” Ujarnya.
PHP2D adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan atau Badan Eksekutif Mahasiswa yang diharapkan akan menumbuhkan rasa peduli Mahasiswa dan berkontribusi kepada masyarakat desa agar terbangun desa binaan yang aktif, mandiri, berwirausaha, dan sejahtera.
Sementara itu direktur kelompok PHP2D Hans Raynanda menuturkan bahwa program ini merupakan sarana bagi mahasiswa untuk tidak hanya sekedar aktif didalam kampus saja, melainkan mahasiswa harus dapat memberikan dampak yang nyata kepada masyarakat.
“Sangat jelas fungsi mahasiswa yang sebenarnya bukan hanya memikirkan masalah didalam kelas namun juga harus terlibat aktif dalam memikirkan sekaligus mencari solusi dari permasalahan yang menimpa masyarakat” Ujar Hans.
Wijanarko selaku Ketua RT 10 Kampung Gedong Jakarta Timur menyatakan bahwa UHAMKA menjadi kampus yang paling perduli terhadap segala jenis permasalahan baik perekonomian ataupun pendidikan yang menimpa masyarakat, dengan terlibat sangat aktif dalam membangun dan membina masyarakat di sekitaran Kampung Gedong.
“Uhamka sangatlah perduli pada nasib para warga di Kampung Gedong, ini bukan kali pertama Uhamka membina warga desa kami, namun kami sangat bangga karena
mereka belakangan ini memenangkan perlombaan ini dan semakin nyata juga usahanya dalam cita cita mereka dalam mengentaskan kemiskinan dilingkungan kami.” Pungkas Wijanarko.
Tentu segala aktifitas pemberdayaan yang dilakukan oleh Uhamka menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat, dengan tanpa mengesampingkan indikator keberhasilan pemberdayaan.