Kabarpendidikan.id. Kuota Internet
belakangan ini menjadi hal yang begitu krusial dimasa pandemi, mengingat
penggunaan internet dimasa Pandemi Covid-19
ini menjadi begitu meningkat sedemikian rupa, baik digunakan hanya untuk
sekedar hiburan semata, maupun untuk hal yang sangat penting seperti halnya
rapat ataupun sekolah secara virtual.
Pandemi membawa
dampak yang luar biasa tak terkecuali dalam sektor kebijakan pendidikan.
internet jadi begitu krusial bagi pelajar dan guru, mengingat akibat dampak
dari pembelajaran jarak jauh yang mewajibkan guru dan siswa jauh dari ruang
kelas untuk menghindari classter penyebaran Covid-19. Cara agar pembelajaran
tetap berjalan ialah pembelajaran secara online yang nyatanya membutuhkan
banyak kuota internet dalam pelaksanaanya.
Berdasarkan
pada hasil survei dari Arus Survei Indonesia (ASI) yang melakukan survei
terhadap guru, siswa, dosen,
dan mahasiswa yang dijanjikan mendapat subsidi kuota dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), menghadilkan data dari 1.000
responden, ternyata 66%
di antaranya belum menerima bantuan tersebut.
Dikutip dari
laman medcom.id.
"Dari responden secara nasional, sebanyak 66,8% publik (target
penerima) mengaku tidak mendapatkan program kuota internet gratis," tutur
Direktur Eksekutif ASI, Ali Rif'an dalam Rilis Hasil Survei ASI "Polemik
dan Presepsi Publik Terhadap Bantuan Kuota Internet" Jumat, 16 Oktober
2020.
Dari survei
diselenggarakan oleh pihaknya, ternyata baru sekitar 30% saja yang menerima
bantuan tersebut. Sementara sekitar 70% tidak menjawab pertanyaan dari ASI.
Lebih dari itu,
untuk mereka yang mendapat bantuan, ditemukan beberapa permasalahan lainnya.
Sebesar 39,3%
di antaranya mengklaim tidak cukup dengan bantuan yang diberikan Kemendikbud. "39,9% mengaku masih kurang,
53,5% sudah cukup dengan kapasitas
kuota dan sisanya 7,3% menjawab
tidak tahu," lanjut Ali.
Dari mereka yang
menerima bantuan kuota internet tersebut, pihaknya juga melakukan survei
lanjutan, yaitu mengenai kepuasan terhadap bantuan kuota internet.
Diperoleh hasil,
sekitar 10,1 %
warga pendidikan merasa sangat puas. Sementara yang mengaku cukup puas sebesar
53,1%, kurang puas 25,4%, sangat tidak puas 6,7% dan tidak tahu atau
tidak menjawab 4,7%.
Ali mengatakan,
jika survei Nasional
dengan melibatkan 1.000 responden ini sangat mewakili jumlah populasi. Survei
dilakukan di 34 provinsi dengan menggunakan teknik random sampling. Sebelumnya, Kemendikbud
mengucurkan dana sebesar Rp7,2 Trilun untuk alokadi bantuan kuota Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ). Bantuan pulsa ini akan diberikan kepada pelajar, guru, dan
dosen mulai September selama empat bulan ke depan.
"Sebesar
Rp7,2 triliun kami kerahkan untuk pulsa atau kuota bagi siswa, guru, mahasiswa
dan dosen," kata Mendikbud Nadiem Makarim dalam rapat kerja Komisi X DPR
RI secara virtual, Kamis 27 Agustus 2020.
Rincian bantuan
pulsa dalam bentuk kuota internet gratis ini diperuntukkan bagi siswa yakni
sebesar 35 gigabyte per bulan, lalu guru 42 gigabyte per bulan. Sedangkan untuk
mahasiswa dan dosen diberikan masing-masing 50 gigabyte per bulan. (LBM)