Kabarpendidikan.id Indeks pembangunan manusia (IPM) di Papua sudah lama menjadi problematika negara Indonesia. Masalah pendidikan menjadi satu diantara sekian masalah yang menimpa Papua dalam upaya negara mencapai IPM yang ideal di Papua.
Data dari Badan
Pusat Statistik menunjukan ada sekitar 21,9 persen angka buta huruf di Papua yang
notabene menjadi daerah dengan tingkat buta huruf tertinggi di Indonesia.
Menanggapi
permasalahan tersebut, Tim Terpadu Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di
Papua dan Papua Barat yang dipimpin oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin akan
menggunakan pendekatan pendidikan untuk menyelesaikan problematika tersebut.
Pendidikan akan dijadikan sektor unggulan untuk membangun kesejahteraan Papua
dan Papua Barat.
“Garis besarnya
itu pemerintah bagaimana mensejahterakan masyarakat Papua, masyarakat Papua itu
pertama (kita) ingin sejahterakan melalui pendidian, sumber daya manusianya
dulu,” ujar Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi usai Wapres menerima
laporan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Suharso
Monoarfa terkait rencana percepatan pembangunan kesejahteraan Papua dan Papua
Barat, Senin (26/10).
Dalam tim
tersebut, Wakil Presiden Ma’ruf Amin bertindak sebagai ketua Dewan Pengarah
yang beranggotakan para menteri terkait, dengan Menteri PPN sebagai ketua
harian.
“Laporan rencana
planing dari Papua, ya Pak Wapres kan Dewan pengarah dan Menteri PPN ketua tim
harian,” ujar Masduki.
Masduki
mengatakan, pemerintah meyakini jika pendidikan masyarakat Papua sudah merata
maka akan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Pembukaan UUD
1945 itu kan mencerdaskan kehidupan bangsa kan, supaya masyarakat Indonesia,
masyarakat Papua semua bisa cerdas begitu, jadi sektor pendidkan menjadi sektor
unggulan yang akan dilaksanakan,” katanya.
Bahkan, ia juga
optimistis pendekatan pendidikan ini nantinya bisa mengurai persoalan konflik
yang masih sering terjadi di Papua maupun Papua Barat. Ia menilai secara
perlahan, pendekatan pendidikan akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat yang selama ini disebut sebagai awal mula persoalan.
“Dengan
pendekatan kesejahteraan dengan benar, dengan pendekatan kultural, pendekatan
kultural itu harus jadi dominan faktor dalam afirmasi kebijakannya” katanya.
Sebelumnya,
Presiden Joko Widodo menugaskan Wakil Presiden Ma’ruf Amin memimpin tim terpadu
percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat.
Melalui
Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 2020 yang ditandatangani 29 September, Jokowi
membentuk Tim Koordinasi Terpadu Pembangunan Kesejahteraan di Papua dan Papua
Barat.
Dikutip dari
salinan Keppres, Kamis (8/10), Tim Koordinasi Terpadu Percepatan Pembangunan
Kesejahteraan di Papua dan Papua Barat terdiri atas Dewan Pengarah dan Tim
Pelaksana. Dalam susunan keanggotaan, Wapres Ma’ruf bertindak sebagai ketua
dewan pengarah.
“Dewan Pengarah
mempunyai tugas mengoordinasikan penyelenggaraan kebijakan percepatan
pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat untuk
mewujudkan masyarakat Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat yang maju,
sejahtera, damai, dan bermartabat,” demikian tertulis dalam salinan Keppres.
Sementara, Dewan
Pengarah memiliki fungsi memberi arahan dalam rangka penetapan Rencana Aksi
Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Papua dan Papua Barat, mengoordinasikan
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pengendalian kebijakan dan Rencana Aksi
Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Papua dan Papua Barat, memberi
pertimbangan, saran, dan rekomendasi penyelesaian permasalahan dan isu
strategis pelaksanaan kebijakan dan Rencana Aksi Percepatan Pembangunan
Kesejahteraan di Papua dan Papua Barat. (LBM)