Kabarpendidikan.id Perempuan merupakan salah satu ujung tombak dalam mencetak sebuah generasi. Perempuan memiliki daya juang yang tinggi dan ingin terus belajar merupakan kunci utama yang harus dimiliki oleh seorang perempuan.
Sebanyak 22.233.393 perempuan Indonesia dengan usia masuk
perguruan tinggi, hanya 2.760.711 atau sekitar 12,4 % yang terdaftar dan
melanjutkan sekolah tinggi. Dari kondisi itulah membuat Dian Sastrowardoyo
mendirikan Yayasan Dian Sastrowardoyo (YDS) pada taun 2009 dan memberikan
banyak beasiswa bagi para perempuan muda dari keluarga yang tidak mampu untuk
melanjutkan pendidikan di jenjang sarjana.
Hingga kini, yayasan ini terus melakukan banyak program
beasiswa sarjana untuk perempuan Indonesia. Melansir dari laman Kompas.com
dalam pelaksanaan proses seleksi calon penerima beasiswa YDS bekerja sama
dengan Yayasan Hoshizora di Yogyakarta. Sampai dengan tahun 2019, program
beasiswa ini telah masuk angkatan ke empat dengan jumlah 19 orang penerima yang
berasal dari Jakarta, Ambon, Solo, Yogyakarta, Bantul, Sleman, Kulon Progo,
Kidul, dan telah berhasil meluluskan 4 orang sarjana.
“Karena setiap orang di belahan dunia manapun berhak untuk
mendapatkan pendidikan yang layak. Prinsip seperti inilah yang sangat kami
percaya, sehingga nantinya perempuan Indonesia memiliki karakter yang unggul
mandiri, berdaya juang tinggi dan terus ingin belajar” kata Dian Sastrowardoyo
(17/10) dilansir dalam laman Kompas.com
Program beasiswa yang diberikan oleh YDS, tentu ia juga
mendorong bagi para penerima beasiswa untuk berkontribusi penuh dalam
meningkatkan mutu pendidikan yang ditanamkan dari rumah. Bagi Dian, pendidikan
yang paling utama bukan perihal tentang belajar di sekolah dengan mata
pelajaran, melainkan pendidikan karakter dan pemahaman tentang nilai-nilai.
Kejujuran, etika, dan moral yang baik tentu sangat
dibutuhkan oleh setiap generasi bangsa, nilai-nilai yang seperti ini lah yang
tidak bisa dibebankan oleh guru atau sekolah. Sebagai seorang wanita yang
nantinya akan melahirkan seorang anak, menjadi sekolah pertama bagi anak harus
dibekali dan didorong untuk menanamkan nilai-nilai tersebut dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga bukan hanya menjadi generasi
yang cerdas dalam intelektual namun juga secara emosional dan sosial.(HLM)