kabarpendidikan.id - ditengah pandemi covid-19 ini kabarpendidikan.id mendapat informasi yang sangat menyedihkan datang dari pejuang cita-cita mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uhamka, Iqlima Hanum 21 tahun.
Iqlima divonis pengidap penyakit tumor ganas dibagian perut bertepatan dengan ovariumnya sejak Juli 2020.
dari keterangan yang diterima oleh kabarpendidikan.id Gejala awal yang di rasakan oleh Hanum yakni merasakan sakit perut yang tak kunjung usai. Pada awalnya ia menyangka bahwa ini adalah siklus hormonal yang terjadi pada perempuan menjelang haid, namun selama berminggu-minggu ia tidak haid dan kesehatan tubuhnya pun mulai melemah. Hingga akhirnya ia dilarikan ke Rumah Sakit Bunda Aliyah sebagai rumah sakit terdekat dari rumahnya.
Setelah menjalani konslutasi dan USG, hasilnya menunjukan
adanya benjolan pada perut Hanum yang merupakan penyakit Tumor sehingga ia
harus merujuk ke RSCM Dr.Cipto Mangunkusumo. Dan ketika dilarikan ke RSCM
kondisi Hanum semakin memburuk, dengan keadaan perut yang semakin membesar
akhirnya dilakukan tindakan untuk membuang saluran pembuangan cairan yang
menumpuk diperutnya. Dan hasil tes lab yang dilakukan menunjukan bahwa Hanum
mengalami penyakit Tumor Ganas atau
Kanker Ovarium.
Hanum melakukan perawatan selama 7 hari, kemudian ia kembali
kerumahnya. Namun kesehatan Hanum sangat mudah untuk turun dan hanya bisa
bertahan selama 5 hari kemudian harus kembali melakukan check up ke RSCM.
Dengan kondisi seperti ini pihak keluarga sangat menginginkan agar Hanum
melakukan tindakan operasi. Namun, sebelum melakukan operasi maka Hanum harus
melakukan kemoterapi terlebih dahulu selama 3x dan jadwalnya belum diketahui.
Keluhan terbesar yang Iqlima Hanum rasakan adalah perutnya
semakin membesar akibat Tumor Ganas tersebut dan harus segera melakukan
tindakan kemoterapi lalu operasi agar penyakitnya tidak semakin parah.
Saat ini total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 70.000.000, dengan rincian :Biaya Kemoterapi, Biaya operasi pengangkatan tumor ganas, Biaya Pasca Operasi, Biaya Akomodasi, dan Pengobatan Sebelumnya.
Untuk berobat Iqlima Hanum mengandalkan biaya dari BPJS saja
karena orang tuanya tidak bekerja sejak pandemi Covid-19, yang sebelumnya
bekerja sebagai driver Ojek Online.
“Sedangkan kondisi keuangan keluarga yang tidak memungkinkan
untuk menutupi biaya – biaya pengobatan Hanum dikarenakan saya tidak bekerja
sejak Covid-19, sebelumnya sebagai driver Ojek Online. Kalau saya punya biaya
sendiri sudah pasti saya lakukan penindakan secepatnya tidak perlu menunggu
antrian terlalu lama untuk kemoterapi dan operasi, serta bolak-balik rawat
jalan, kasian Hanum” ungkap Tedy ( Orang Tua Hanum ).
Kabarpendidikan.id mencoba mengkonfirmasi dosen Uhamka, Sumardi., SE., M.Si yang juga menjabat sebagai Kaprodi mengatakan bahwa" kami sudah menyebarkan link bantuan kepada seluruh teman-teman alumni, group dosen dan juga lainya, Insya Allah kita akan berusaha semaksimal mungkin membantu ananda Iqlima". ujarnya
ditambahkanya lagi " ananda Iqlima ini mempunyai semangat yang tinggi ketika kuliah dan semangat yang besar dalam melawan penyakit ini, sangat besar harapan saya akan bantuan dan doa para #OrangBaik agar Iqlima Hanum bisa melanjutkan pengobatan hingga selesai.
Donasi bisa dilakukan dengan mengunjungi link kitabisa. (LLS)